Saat Melakukan Kuliah Lapangan di Kampung Naga Tasikmalaya

Sambutan Perwakilan Fak. Hukum Unswagati Cirebon 2015

Ridwanmenulis.com - Pada 8 - 9 Januari 2016 saya melakukan kuliah lapangan di Kampung Naga Tasikmalaya bersama Fak. Hukum Unswagati Cirebon semester 1.

Sebelum berangkat saya bertanya - tanya kenapa harus melakukan kuliah lapangan di Kampung Naga Tasikmalaya tersebut? Mungkin agar kita mengetahui budaya disana yang sekarang masih di pertahankan oleh para leluhur hingga sekarang.

Kalau saya perhatikan di jaman yang penuh digital ini jarang menemukan kampung yang masih mempertahankan budaya mereka mungkin karena memiliki alesan tertentu.

Sebelumnya saya merasa asing mendengar kata "Kampung Naga" yang berada di Tasikmalaya tersebut karena sebelumnya saya belum pernah kesana dan belum tau suasana seperti apa yang disana tersebut.

Saya berserta rombongan Fak. Hukum Unswagati Cirebon semester 1 TA. 2015 berangkat pukul 21.00 WIB dari Kampus Unswagati III Cirebon, tujuan yang pertama yaitu ke RM. Sangu Akeul (Abah Asstro) disana saya beserta rombongan melakukan istrihat dan tidak lupa setelah istirahat melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid terdekat.

Suasana di RM. Sangu Akeul (Abah Asstro)
Tiba di RM. Sangu Akeul (Abah Asstro) pukul sekitar 03.00 WIB ( 8 Januari 2016 ) disana kita melakukan istrihat, sholat subuh berjamaah dan sesudah itu tepat pukul 05.00 (Pagi) sarapan pagi bersama dengan menu yang nikmat dan sekaligus menikmati keindahaan yang ada di sekitar rumah makan tersebut.

Menikmati Makanan di RM. Sangu Akeul
Sungguh nikmat makanan yang ada disini saya beserta teman - teman sangat menikmati dan menghabiskan makanan yang sudah di sediakan hingga perut penuh sembari bercerita hal yang menarik dan bermanfaat.

Menu Makanan
Hingga makanan habis semua saya beserta teman - teman langsung bergegas ke bis untuk mempersiapkan diri untuk mandi setelah itu sholat subuh berjamaah. Sesudah di RM. Sangu Akeul langsung menuju ke "Kampung Naga Tasikmalaya" perjalanan pun tidak begitu jauh kalau dari RM. Sangu Akeul makan waktu kurang lebih 1 jam untuk perjalanan sampai di Kampung Naga Tasikmalaya dengan menggunakan bus rombongan.

Karena perjalanan menuju Kampung Naga Tasikmalaya itu bisa dibilang sangat berbahaya dan pastikan sudah makan terlebih dahulu sehingga tidak mabuk selama di perjalanan. Tepat pada pukul 07.30 nyampai di "Kampung Naga Tasikmalaya" ketika nyampai pertama yang gue lakukan yaitu foto - foto bersama teman - teman karena jarang - jarang kesini jadi harus mengabadikan moment selagi di "Kampung Naga Tasikmalaya".

Depan "Kampung Naga Tasikmalaya"
Sembari menunggu dari perwakilan "Kampung Naga" untuk memberikan arahan selama nanti berada di lokasi "Kampung Adat" tersebut beberapa teman mengabadikan foto di depan tulisan "Selamat Datang di Kampung Naga" setelah mendapatkan sambutan langsung masuk menuju area "Kampung Adat" di dampingin oleh para kuncen disana.


Akses menuju ke "Kampung Naga Tasikmalaya" sangat unik dan melelahkan karena kita harus nurunin 350an anak tangga untuk nyampai di "Kampung Naga" tersebut kalau tidak salah karena saking lelahnya jadi tidak fokus menghitungin langkah demi langkah menurunin anak tangga tersebut selain itu pemandangan sangat indah saat menurunin anak tangga tersebut.

Menuju ke lokasi "Kampung Naga"
Sungguh indah pemandangannya saat perjalanan menuju "Kampung Naga" tersebut walaupun panas dan lelah tetapi kita sangat semangat menuju ke lokasi walaupun jaraknya bisa dibilang sangat jauh dari parkiran bus yang kita tumpakin. Selama di perjalanan kami hanya menemukan pelukis yang hasilnya lukisannya sangat unik dan bisa dibilang sangat menarik.


Untungnya ketika kami ke "Kampung Naga" cuacanya sangat bersahabat dan bahkan tidak hujan ketika sampai di lokasi "Kampung Naga" kami bertanya - tanya oleh kuncen mengenai adat yang ada di "Kampung Naga" ia akhirnya sih kuncen tersebut memaparkan secara detail mengenai "Kampung Naga" tersebut sembari berkeliling di lokasi.

Menurut kuncen : Kampung Naga memiliki luas tanah 1, 5 H untuk pemukiman tersebut hanya 113 rumah itu tidak boleh mengalami pertambahan ataupun penggurangan dan untuk masjid hanya 1 dan dilengkapi dengan Balepataman 1, lumbung padi 1. Untuk jumlah kepala keluarga sebanyak 108 dan jumlah penduduknya sebanyak 314 orang semuanya islam disini mata pencarian hanya bertani yang panen setiap 1 tahun 2 kali kebanyakan hasilnya di konsumsi sendiri dan sebagian di jual ke luar.

Kampung Naga memiliki 2 lembaga pemerintah yaitu :
1. Lembaga Adat
Lembaga Adat itu adanya kuncen yang memiliki tugas untuk memimpin upacara adat/pemandu untuk melakukan ziarah ke makam nenek moyang atau leluhur disana.
2. Lembaga Pemerintah
Kampung Naga juga memiliki lembaga pemerintah seperti adanya RT/RW, kadus, kepala desa memiliki tugas yaitu mengikuti program Pemerintah Pusat.

Tidak boleh di kunjungin/didekatin oleh para pengunjung "Kampung Naga" yaitu :

1. Hutan Larangan
Katanya disana terdapat makhluk yang berbahaya. Karena menurut penduduk disana adalah alam dan lingkungan bukan untuk dirusak, melainkan harus dirawat. Alam tidak akan merusak pemukiman, apabila manusia tidak merusak alam.

2. Hutan Keramat
Hutan Keramat merupakan makam nenek moyang "Kampung Naga" tersebut.

3. Bangunan Keramat
Dipakai untuk acara pelaksanaan adat.

Di"Kampun Naga" tidak melarang masyarakatnya untuk bersekolah kalau seandainya mau sekolah harus keluar kampung karena di "Kampung Naga" tersebut tidak ada sekolahan apapun. Tidak hanya itu apabila masyarakat mengalami sakit dan harus dibawa ke rumah sakit diluar "Kampung Naga" tapi masyarakat kampung sana biasa mencegah kesehatan mereka dengan minuman dari alam secara herbal.

Kalau berbicara mengenai jodoh, menurut sesepuh disana kita bisa bisa menikah dengan orang yang dilaur dari "Kampung Naga". Tetapi tidak sembarangan, harus sama agamanya. Jika ada prempuan asal kampung naga yang ingin menikah dengan pria luar, jika laki - lakinya kaya harus menikah di Kampung Naga dengan sederhana dan tidak berlebihan.

Tidak hanya itu di "Kampung Naga" tersebut banyak yang menjual souvenir atau kerajinan dari kayu tersebut dengan unik dan keren sesuai harganya dengan kantong kita.

Kerajinan Tangan di Kampung Naga Tasikmalaya
Kerajinan Tangan di Kampung Naga Tasikmalaya

Kerajinan Tangan di Kampung Naga Tasikmalaya

Di "Kampung Naga" banyak sekali yang mejual kerajinan tangan dari kayu yang menarik dan unik harga pun bisa dibilang sangat terjangkau kerajinan seprti gelang, tas, dan lainnya.

Setelah melihat souvenir langsung menuju ke balai pertemuan untuk menikmati makan siang yang sudah disediakan oleh masyarakat "Kampung Naga" tersebut walaupun dengan sederhana tapi nikmat jadi harus makan banyak agar kembali ke bus punya tenaga untuk menaiki 400 anak tangga dan habis makan siang langsung siap - siap melaksanakan sholat berjamaah.

Saat Makan Siang di Kampung Naga Tasikmalaya
Di "Kampung Naga" ini duduknya saling berhadapan ketika makan agar kita saling mengetahui dan mengingat teman kita selama di "Kampung Naga" tersebut. Setelah makan bergegas melaksanakan sholat berjamaah dikarenakan di Kampung Naga tidak ada pengeras suara jadi manual saja walaupun tidak keras tanpa ada pengeras suara tapi masyarakat sekitar mengetahui kalau sudah waktunya sholat berjamaah termasuk pun kami karena kami dekat dengan masjid jadi tau kalau sudah waktunya melaksanakan ibadah setelah itu kami menuju ke bus rombongan untuk kembali ke Cirebon karena tugas kuliah lapangan di "Kampung Naga Tasikmalaya" telah selesai.

Petani di Kampung Naga Tasikmalaya
Ketika berjalan menuju bus rombongan ke atas saya melihat ibu - ibu sedang menanam padi walaupun cuaca panas tapi tetep semangat dalam bertani. Selamat tinggal "Kampung Naga" semoga suatu saat bisa kembali lagi kesini ya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.